Photobucket
English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

'Si Kakek'



Kisah tentang seorang tua yang sudah renta yang hidup sebatang kara, kala orang-orang seusianya mungkin telah menikmati hari harinya dengan menggendong cucu atau hal-hal yang ringan lainnya, beliau masih merasakan kerasnya "mencangkul" aspal metropolitan....

Aku pribadi tak tahu pasti siapa namanya, orang-orang di sekitarku menyebutnya dengan pak tua, tapi aku lebih suka membahasakan diriku dengan memanggilnya kakek, karna usianya kutaksir sudah kepala tujuh,beliau datang ke daerahku sekitar 2 tahun yang lalu,kebetulan disekitarku banyak tanah kosong sitaan negara dari para koruptor BLBI yang melarikan diri entah kemana, aku sering bertanya pada beliau tentang asal usulnya,beliau hanya jawab berasal dari suatu daerah di pulau jawa dan tidak mempunyai keluarga lagi....

Singkatnya.., si kakek mulai membangun gubuk kecil yang sangat-sangat sederhana sekali di tempat itu, di bangunnya sedikit demi sedikit hingga beliau tak lagi merasakan panasnya matahari dan dinginnya malam.
Yang membuat aku takjub si kakek ini hidup tanpa belas kasihan orang lain,dia tidak mengemis,karna setiap pagi dia berjualan loak di pinggir jalan dekat rumah,kadang barang-barang loaknya dia dapat dari tepat sampah atau dari kami "tetangga-tetangganya" yang memberikannya,atau terkadang dia membelinya dari pemulung pemulung yang kebetulan lewat di depan dagangannya, ajaibnya barang barang tersebut laku di tangannya.

Karna merasa dekat dan sering ngobrol denganku, kakek mulai berani menitipkan uang lebih hasil jualannya kepadaku, dia merasa tidak aman meletakkan uang di gubuknya, karna memang di sekitarku banyak pengguna narkoba dan 'preman preman kecil' lainnya yang berkeliaran.

Awalnya aku hanya mengingat-ingat saja jumlahnya, lalu karna mulai agak sering menitipkan padaku aku mulai mencatatnya di dua buku, satu untuk aku satu lagi untuknya,terkadang dia mengambil uangnya untuk membeli barang dari pemulung dan sebagai bentuk menjaga amanah aku turut menyimpan uang tersebut ke bank kedalam buku tabunganku.Tanpa terasa si kakek sudah hampir setahun menitipkan uangnya padaku dan jumlahnya sudah lumayan juga.

Beberapa waktu yang lalu kakek datang ke tempatku di hari sudah larut, karna memang aku selalu pulang larut malam, mungkin hendak menitipkan uang atau sebaliknya pikirku,seperti biasa akupun selalu membawa "buku tabungan"nya di saat-saat si kakek datang ke rumahku. Ternyata kali ini si kakek hendak mengambil uangnya,setelah ngobrol sebentar akupun bertanya..

"mau ambil berapa kek...? Mau belanja barang ya ?,Tanyaku
"Iya mas..",-si kakek membahasakan diriku dengan memanggil mas- "
Saya mau ambil uang tapi sekarang bukan buat beli barang,buat yang lain.." jawabnya
" Ooo.., memang kakek mau ambil berapa? Tanyaku lagi.
"agak lumayan gede mas..,500.000..." ujarnya.
"Wah..,kalau segitu saya nggak pegang uang tunai kek..,besok ya, uangnya saya simpan di Bank". Setelah itu saya jelaskan dengan bahasa sederhana,dimana posisi uang yang dititipkan padaku,dan dia pun mengerti.

lalu iseng saya bertanya pada si kakek
"Uang sebesar itu buat apa kek..? mau pulang kampung ya..? Tanyaku padanya.
"Enggak....bukan buat ke jawa,wong saya nggak punya siapa siapa di sana buat apa pulang kampung.." jawabnya.
"ooo..lalu..? buat apa kek ?
"engg..anu mas..tapi jangan bilang sapa sapa ya....? janji loh " dan saya pun mengiyakan permintaannya.
"Uangnya mau saya bikin buat nyumbang mesjid di depan sana itu..."
"Hah..."saya terkejut dan kembali bertanya "buat apa kek ?"
"iya..mau tak buat nyumbang mesjid di depan sekolah sana itu loh..." ujarnya meyakinkan aku sambil menyebut nama mesjid di lingkungan aku yang memang sedang di renovasi.
Lalu saya mencoba menjelaskan padanya bahwa dia berhak untuk tidak menyumbang dan

dia pun berkata..
"sudah niat saya mas..kalo ada rezeki mau nyumbang mesjid,masak orang kaya aja yang boleh nyumbang..besok saya kumpulin lagi uangnya gampang toh "ujarnya
aku terdiam , hanya bisa berkata " Ya udah, uangnya besok ya kek.."

Setelah menghabiskan kopi dan rokok yang saya sediakan, si kakek pun pamit pulang ke gubuknya,
sepeninggalnya saya terdiam, merenung..

Betapa Mulia si kakek di hadapan-NYA dengan segala kekurangan yang dimiliki
Betapa Rendah saya di hadapan-NYA dengan segala kelebihan yang saya miliki

KALAU SI KAKEK DENGAN SEGALA KETERBATASANNYA MAMPU MENABUNG UNTUK DUNIA DAN AKHIRATNYA..
BAGAIMANA DENGAN KITA...?

Be inspired
whatever...apapun yang terjadi hidup harus lebih baik

*spesial than's to 'kakek' yang telah banyak memberi pelajaran hidup padaku, engkau memang tak memiliki rumah megah di atas tanahmu, tapi engkau memiliki istana di dalam hatimu*

29 komentar:

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah, baik.

Bagus lho ceritanya...^^

Blogger Manja mengatakan...

wah saya harus banyak belajar dari si Pak Tua ... nich..... :)

kangtatang

None mengatakan...

Subhanallah.....
orang yang "lebih punya"
saja blom tentu bisa seperti kakek,betapa mulianya beliau,pelajan budi pekerti dan pantang meminta ,selagi masih bisa mencari sendiri,
itulah yang saya ambil dari artikel ini!!
sangat indah!

bening mengatakan...

jadi merasa sedikit tersindir neh,
hemmm....., ayo2 semangat nabung dunai dan akhirat (just 4 myself)

narti mengatakan...

sungguh mulia hati si kakek. buat koreksi diri nih. makasih sudah diingatkan.

Yanuar Catur mengatakan...

uh kakek yang bijak
meskipun miskin,dia juga ingin menyumbang dari hasil tabungannnya itu
huhhh
sungguh inspiratif..

waluyo mengatakan...

kekuatan dalam kelemahan.

warno mengatakan...

wowwww...

kapan aquh dapet kesadaran kayak si kakek yach...


doain mas yachhhhh

Unknown mengatakan...

@All sobat : makasih ....
Terkadang pelajaran berharga datang dari orang yang menurut 'kita tak berharga'..
semoga kita mampu berbuat lebih baik lagi..
Amiin..

Anonim mengatakan...

wow... cerita yang bagus bgt...
banyak yg dpt kita ambil dari cerita ini..

(^_^)

Blog Yos mengatakan...

waduh...kalau kita berpikir seperti apa kita nanti ,bila kita diberikan umur yang panjang oleh Allah...Insya Allah ya kita bisa menjaga AmanahNya dengan tetap menjadi " abdi Allah "

rangminank mengatakan...

Iya ,saya harapkan kita semua tetap ,menjadi " Orang Yang Beruntung dunia dan Akhirat "
Amin...Ya rabbi

Soepriyadi mengatakan...

hmmmmmmm kaya-kaya na ane kenal nih....ama nih kakek
hmmmmmm pasti orangnya udah tua hawakakakakak

Ganesha mengatakan...

hebat yaah! padahal kurang mampu tapi masih bisa nyumbang. klo aku belu kerja jadi gabisa nyumbang apapun heuheu

Ananda Ganesha Maaruf
www.dewagajah.co.cc

Anonim mengatakan...

hhuhuhuhu..
T_T
sangadh bagus sekali ceritanya,
melalui panutan dan sikap sang kakek,
kita bisa mendapatkan berbagai hikmah antara lain berusaha untuk nggak meminta-minta dan berusaha untuk memberi.
semoga masih ada org-org seperti kakek.

ditunggu postingan selanjutnya

Belajar SEO mengatakan...

"apapun yang terjadi hidup harus lebih baik"... kutipan kalimat yang menyemangati.. mantaabb.. keep share and sukses selalu.. Jgn lupa Berikan komentar terbaik anda disini yah Thanks bgt loh...

Telco Stuff mengatakan...

Kisah yang mencerahkan.

mama hilda mengatakan...

kisah menyentuh, kadang kita ngga menyadari bahwa ada begitu banyak pelajaran yang dapat di ambil dari orang-orang yang ada di sekitar kita..nice post

Linda mengatakan...

bagus banget Jo ceritanya..^^

Anto mengatakan...

Mantap ceritanya.. kakek siapa ya tuh ??
hehehe..

anto
www.CitraArsel.Com

Blog Sejarah mengatakan...

aminn.....insyaallah si kakek dpt ganjaran pahala yg lebih banyak di akhirat nanti

anggaarie mengatakan...

hem...semoga mendapat berkah yang setimpal.

cahaya nurani mengatakan...

asslmkm sobat,,, kisah yang sangat inspiratif bagi saya,,, semoga kita bisa mengambil sebuah hikmah berharga dari cerita ini,,, thanks sobat,,, postinganmu sangat bagus,,,

Unknown mengatakan...

@Makasih semua sobat.....

anazkia mengatakan...

Subhanallah, salut banget sma si kakek mas :(

si embah mengatakan...

si embah pingin nyontoh si kakek nee!!!

franky mengatakan...

sering orang yang rendah dimata kita,lebih tinggi derajatnya daripada kita dimata Allah.Suatu renungan...

Bayu Probo mengatakan...

Terima kasih telah mengirim tulisan ini. Saya tersentak dan diingatkan lagi betapa kemurahhatian tidak berkorelasi sejajar dengan kekayaan.

شات مصري,شات بنات mengatakan...

http://www.hmsat1.com/

Posting Komentar

Pendapat sobat untuk hidup yang lebih baik lagi [no spam please]

Related Posts with Thumbnails