Bundaran Slipi...begitu orang-orang disekitarnya menyebut salah satu jalan protokol di Ibukota ini, tempat ini menjadi tempat favoritku kala penyakit susah tidur-ku sedang menyerangku, karna letaknya yang tak begitu jauh dari tempatku.
Tempat ini menjadi tempatku merenung dan menikmati sisi lain di Ibukota yang tak pernah mati ini.
merenung akan kerasnya kehidupan yang siap menggilas siapa saja yang tak siap, bersyukur atas segala Anugrah yang telah DIA berikan padaku, atas segala nikmat-nikmat-NYA, bahwa banyak saudara-saudara kita yang bernasib kurang beruntung.
Aku sering mampir menghabiskan malam dengan teman-teman yang sebagian besar aku mengenal mereka di tempat ini,sekedar ngopi,tertawa dan sedikit berbincang tentang hidup dan cita-cita,berharap ada Malaikat lewat di depan kami men-Aminkan impian kami..:)
malam ini.., 'coffe break'-ku agak terusik dengan teriakan seorang ibu kepada seorang anak kecil yang ku taksir berusia sekitar 5-6 tahun
" kalo mo kabur yang jauh..!! jangan di Jakarta juga..,pasti ketemu sama gue.."
ujar sang ibu,sementara sang anak hanya diam menunduk sambil memainkan pasir di atas batu trotoar.
"sono..cari duit..emang lo mao gue kasih makan batu.. ?? teriak si ibu yang kali ini dituruti sang anak dengan langkah gontai menuju lampu merah, dimana dia mengamen diatas angkot-angkot yang kebetulan berhenti karna lampu merah.
sementara sang ibu di sudut lain bersama ibu muda lainnya serta beberapa pemuda tanggung asik tertawa sambil berjudi keci-kecilan..!!
"Maha Suci Engkau Ya Allah.."bathinku.
kita mungkin pernah merasakan kerasnya hidup di jalanan terpuruk dalam kejahiliaan,tapi aku yakin tidak seusia anak kecil tersebut yang menyanyikan potongan bait demi bait lagu mengharap iba beberapa penumpang angkot tapi dengan hasil yang tidak ia nikmati.
jangan tanyakan pada anak tersebut lagu-lagu anak seperti 'bintang kecil' atau lagu 'nina bobok', aku yakin dia belum pernah mendengar sang ibu menyanyikannya sambil membelainya ketika hendak tertidur,aku yakin itu.
Mereka adalah anak-anak korban ekspoitasi dari orang-orang terdekat mereka, mungkin sang orangtua terpaksa namun lantas menikmatinya, karna rupiah diraup cukup menggiurkan walau harus mengorbankan kemerdekaan sang anak.
Ironis....disaat anak-anak lain terlelap dalam dekapan orang tua,mereka masih 'bermain' di jalan raya ini.
memoriku kembali ke beberapa tahun yang lalu, *tentang sebuah cita-cita yang hampir tak mungkin aku wujudkan lagi sekarang walau aku tak memadamkannya* yakni ketika aku bersama teman-teman nyaris berhasil mewujudkan sebuah rumah singgah di tempat ini diatas tanah sitaan dari koruptor,sebuah tempat yang rencananya akan menjadi 'kawah candradimuka' untuk menganggkat para peri kecil dari jalan, membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan agar mereka tetap bisa menikmati hasil kemerdekaan dari perjuangan nenek moyang mereka.
Namun sang presiden berkuasa kala itu menggagalkannya dengan memberangus Departemen yang rencananya siap membiayai kegiatan tersebut.
lantas...
kemana pemerintah kita melihat hal ini ??
apakah mereka tidak mengetahui ??
saya yakin pemerintah tahu betul masalah Urban ini,karna masalah ini ada di setiap kota besar di Negri ini.
Bahkan tempat ini, bunderan slipi ini hanya berjarak kurang dari 5km dari kantor para wakil Rakyat Anda(bukan saya ya :),saya yakin mereka pernah melihat anak-anak lampu merah ini.
Hanya di tengah kompleksitas masalah bangsa ini,tindakan nyata lebih bermanfaat untuk menganggkat mereka, saya bermimpi seandainya 1 orang wakil Rakyat menganggkat 1 anak jalanan sebagai anak asuh mereka, saya yakin beban pemerintah akan sedikit terbantu, atau mungkin kita yang melakukannya..semoga yang ini bukan cuma mimpi.
Amiin...
Merdu suara Tahrim memanggilku untuk segera pulang,sementara sebagian anak-anak itu masih terus berlari,bercanda dan tertawa di dingin malam, karna mereka tetaplah anak-anak.
Untuk para malaikat kecilku, disaat belahan dunia lain merayakan Hari Anak se-Dunia dengan seremonial dan musik,disini kalian merayakannya diantara debu jalanan.Mungkin tanganku belum mampu memeluk kalian semoga do'a ku dapat membuat Tuhan-ku tersenyum untuk masa depan kalian. Dengan hati sedih aku ucapkan untuk kalian "SELAMAT HARI ANAK se-DUNIA"
semoga berkenan
whatever...apapun yang terjadi hidup harus lebih baik
21 komentar:
ternyata masih banyak orang yang lebih sengsara,lebih membutuhkan di luar sana!!
kita yang sudah berkecukupan,kenapa kita selalu merasa kurang,?
dan kenapa pimpinan negara kita,pemerintah kita tidak berfikir tentang nasib penerus bangsa ini ?
ironis memang,hanya dengan jarak 5km saja mereka ngga tau,
emang benar benar ngga tau atau pura pura tidak tau ?
semoga allah segera membuka hati dan fikiran mereka!!
dapat satu tambahn ilmu,betapa pentingnya saling berbagi dan saling memberi,selagi kita bisa,mengapa tidak kita lakukan !?
Whatever (abang sikumbang bangeeeeeeeedddddddddd)
1 lagi PR besar buat para calon pemimpin indonesia 5 taon k depan...
anak-anak mustinya kan dilindungi negar ya??
hehehehhehehe
oiya,, di kota-kota besar dan banyak juga pengemis yang memanfaatkan anak-anak mereka ikut bergabung
padahal mereka kan juga punya hak menuntut ilmu bukan??
hiks..hiks..
dijakarta selatan, di jalan ampera ada komunitas KKS melati tempat orang2 yang peduli akan nasib anak2 jalanan.
hanya kita yg mau peduli, siapa lagi?
semoga si ibu bisa tercerahkan hatinya,
demikian juga pemerintah
@mbak Inuel : Do'ain aja ya, pemerintah kita peduli.
@Blog sejarah: Betul dan setuju.
@yanuar catur rastafara: kita sama2 setuju
@Trimatra: Mereka ada di setiap lampu merah,
semoga banyak dari kita yang peduli
Betul mas... di sekitar kita emang banyak sekali terserak anak-anak jalanan yang sebenarnya butuh sekali uluran tangan kita terutama dari pemerintah... andai para pejabat itu mau menyumbangkan 10% saja dari gajinya yang udah guedheee... mungkin masalah ini dapat sedikit teratasi... tapi ah rasanya itu tak mungkin... lha wong mereka malah pada rebutan menumpuk kekayaan... mata buta, telinga tuli dan hati yang beku terhadap lingkungan sekitar...
Salut atas perjuangannya mendirikan rumah singgah mas... walau gagal tapi niat baik nan tulus tetaplah berarti...
@Abang Ucu atan : Amiin
@Mas cahyadi : semoga Hati beliau2 terbuka dan makasih atas supportnya
abis muter2, balik lagi kesini
wkwkwkwkwk
(Beliau mengatakan)"semua ini untuk keseimbangan sosial, yyyy kalau semua orang kaya terus kemana kita bersodaqoh hahaha",mungkin ini lah alasan mereka para penghuni komplek wakil rakyat klo ditanya tentang hal-hal yang kaya gini,tapi pas giliran di tanya tentang martabat bangsa yang di injak-injak dengan bangsa lain apa ya jawaban mereka ????
Salam ukhuwah...
Miris membaca cerita ini. Sungguh saya sangat bersyukur ketika hidup tak sampai sejauh itu dalam kesengsaraan.
Apa agaknya yang mampu kita lakukan untuk mereka?
ya mas tu pemerintah emang da ga da kasihan-kasihannya!
di malang sini ja yang ngurusin anak2 jalannan oraganisasi-organisasi sosial.
malah pemerintah keliatan ga aktip sama sekali...
@Mbak Anazkia : salam Ukhuwah kembali..
@Mas Hendra : Semoga kedepan ada perubahan
hem...
semoga para pemimpin kita sadar akan keberadaan mereka.
hua rumahnya pst di belakang slipi jaya yaa...
hihihi...deket Ajo....!!
hemmmm...
apa ya kira2 yang bisa kita lakukan????
banyak eksploitasi anak di sekitar kita, jadi pengemis, pengamen, bahkan pencopet di jalanan. Bahkan ada istilah 'luru duit' bagi anak perempuan beranjak dewasa di sebuah daerah di pantura, mungkin istilah kerennya woman trafficking, yang mungkin saja melibatkan ortunya. Akan banyak PR bagi Indonesia, mungkin bisa kita coba benahi dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan terdekat... Semogaq...
@ Mas Anggaarie : Semoga ..Amin
@LI : Kok tau sih ?
@Bening : Apa yang terbaik buat mereka yang kita mampu
@melati : Kamu bener...
kita harus bisa membantu semampunya
hidup di jakarta memang susah ya.....
demi sesuap nasi saja harus sebegitunya....ya Allah
mas-mas dan mba-mba skalian, dih di web aku http://entedx.info udah ada daftar lengkap peserta osn 2009 jakarta, barusan aja di update
Posting Komentar
Pendapat sobat untuk hidup yang lebih baik lagi [no spam please]