Photobucket
English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Kado "Ultah" Hardiknas



Di tengah carut marut dunia Pendidikan kita, mulai dari komersialisasi dunia pendidikan hingga sorotan tentang Moralitas Pelajar dan Pendidik di negri ini yang mulai mengkhawatirkan, masih ada oase bagi dunia pendidikan Indonesia, masih ada orang- orang yang telah mengharumkan nama bangsa ini di kancah Internasional,
inilah sebagian para jenius milik kita;


Septinus George Saa




Berasal dari Papua dan merupakan anak bungsu di antara lima bersaudara, Septinus George Saa (lahir 22 September 1986) adalah seorang pemenang lomba First Step to Nobel Prize in Physics pada tahun 2004 dari Indonesia.
Makalahnya berjudul Infinite Triangle and Hexagonal Lattice Networks of Identical Resisto, menjadi makalah yang menghebohkan dunia fisika waktu itu, sebuah rumus baru yang meyisihkan saingan dari berbagai penjuru dunia. Dengan rumus baru itu, "Oge" demikian panggilannya, berhasil menemukan cara lebih sederhana untuk menghitung resistor dari dua titik dalam sebuah jaringan.
"Rumus itu bisa diaplikasikan ke banyak hal, bahkan kalau dikembangkan lagi dalam riset, dengan rumus itu, batu bara bisa diubah menjadi emas!". Luar Biasa.



Annike Nelce Bowaire dan Dhina Pramita Susanti




Annike Nelce Bowaire,

Pelajar SMUN 1 Serui di Papua, berhasil meraih medali emas atas makalahnya yang berjudul Chaos in an Accelerated Rotating Horizontal Spring di lomba fisika dunia, The First Step to Nobel Prize in Physics (FS) pada tahun 2005.
Makalah Annike, adalah tentang gerakan chaos pada pegas yang diputar horisontal. Ide itu muncul pada Olimpiade Fisika 2004, di mana ketika melakukan gerakan horizontal tiba-tiba muncul chaos. Ide ini menarik Annike karena selama ini yang sudah diketahui barulah chaos pada pegas yang diputar vertikal.
Dia adalah orang kedua dari Papua yang memperoleh prestasi itu setelah Septinus George Saa.

Dhina Pramita Susanti,

Sebagai peneliti belia bidang fisika, Dhina memang jauh dari gambaran para "ahli ilmu sulit" itu. Tak ada kacamata tebal yang "nangkring" di hidungnya. Bicaranya yang "rame" yang selalu ditimpali dengan bunyi "chetak" dari ibu jari dan jari tengah yang diadu, dia tidak pendiam, atau pun berkaca mata tebal. Dhina benar-benar seperti remaja biasa yang lain. Prestasinyalah yang membuatnya sedikit berbeda.

Ya..yang membedakan antara siswi Sekolah Menengah Umum (SMU) 3 Semarang itu dengan ribuan remaja seusianya yakni prestasinya. Anak pertama dari pasangan Ir Sahid Yogasari dan Ir Sustanti itu baru saja mendapatkan medali emas di ajang The First Step to Nobel Prize in Physics XIII Tahun 2005 di Polandia! Medali emas bidang Fisika.
Gerakan shuttlecock sangat dinikmati oleh Dhina, sehingga munculah ide untuk menganalisa gerakan shuttlecock ini. Dhina lalu membuat video orang yang sedang bermain bulutangkis. Kemudian dengan menggunakan software komputer Dhina mengambil data kecepatan dan posisi shuttlecock dari Video ini dan mulai menganalisanya.

Dhina berpikir gaya apa saja yang bekerja pada shuttlecock ini. Ia mencoba bermacam-macam gaya dan ia menemukan bahwa gaya hambat udara dan gaya gravitasi sangat berpengaruh dalam gerakan ini. Ia juga menemukan bahwa gaya hambat udara itu sebanding dengan kecepatan linear bukan kecepatan kuadrat seperti pada gerakan bola di permainan sepakbola atau tennis. Model analisa yang dikembangkan Dhina (model Susanti) ini sangat bermanfaat buat mereka yang akan menganalisa berbagai pukulan dalam bulutangkis seperti smash, dropshot dsb. Dan seperti Anike, riset ini belum pernah dikerjakan orang sebelumnya.



Jonathan Pradana Mailoa Dkk.




Jonathan Pradana Mailoa (lahir di Jakarta, 20 September 1989 ) adalah peraih medali emas sekaligus peraih gelar “The Absolute winner” dalam Olimpiade Fisika Internasional 2006. Anak pertama pasangan Edhi Mailoa dan Sherlie Darmawan ini, berhasil menjadi peserta terbaik pada ajang kompetisi yang diikuti 386 peserta dari 83 negara tersebut.
Jonathan selain merebut gelar "Juara Dunia", juga berhasil meraih medali emas, "The Best ASEAN Student", serta dinobatkan sebagai “The Best Experiment Result” (peserta yang mempunyai kemampuan terbaik dalam bidang penguasaan eksperimen fisika). Gelar juara dunia ini merupakan gelar pertama kalinya bagi Indonesia yang mengikuti Olimpiade Fisika Internasional sejak 1993.

Dan hebatnya lagi, Tim Olimpiade Fisika Indonesia(TOFI) waktu itu, berhasil merebut 4 medali emas dan 1 perak (dari total 37 medali emas, 48 perak, 83 perunggu dan 81 gelar kehormatan). Medali emas diraih oleh Jonathan Pradana Mailoa (SMAK 1 BPK Penabur Jakarta), Pangus Ho (SMAK 3 BPK Penabur Jakarta), Irwan Ade Putra (SMUN 1 Pekanbaru), dan Andy Oktavian Latief (SMUN 1 Pamekasan). Sedangkan peserta termuda Indonesia, Muhammad Firmansyah Kasim (SMP Islam Athirah Makassar), berhasil meraih medali perak. Perolehan empat medali emas itu melebihi yang ditargetkan semula yang hanya tiga medali emas.



Dede Chyntia, Evelyn Wibowo, Reza Dwi Aji, dan Luthfi Rais.




Empat pelajar Indonesia yang berhasil menyabet medali emas dan perak Olimpiade Energi Teknik dan Lingkungan di Amerika Serikat,Keempat pelajar tersebut mengharumkan nama bangsa dalam ajang International Sustainable World Energy, Engineering, and Environment Project Olympiad di Houston, Texas, AS, pada 15-20 April silam. Ada 60 negara peserta ditambah 40 peserta dari negara bagian AS.

Dalam presentasinya di bidang lingkungan, Dede dan Evelyn meneliti penggunaan debu terbang hasil pembakaran batu bara untuk mengurangi keasaman pada air hujan serta mengurangi polusi udara. Atas penelitian ini, Dede dan Evelyn diganjar medali emas.
Sedangkan Reza dan Luthfi meneliti bidang energi dengan tema memaksimalkan energi matahari untuk penggunaan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Keduanya menyabet medali perak atas prestasi ini. Selain medali dan hadiah uang, para pemenang juga mendapat beasiswa pendidikan senilai US$ 32 ribu dari Faith University.



Tim Robot ITS




Tim robot “Jump-Be” dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) yang menjadi juara ketiga dalam kontes robot Asia Pacific Broadcast Union (ABU) Robocon 2008 di Pune, India .

Direktur PENS-ITS, Dr Ir Titon Dutono MEng menilai kekalahan tim Indonesia mengalahkan China seperti kontes robot tahun sebelumnya, hanya soal takdir.
meski bukan juara pertama,mereka mampu mengalahkan Vietnam yang dua kali juara dunia,”



ITB Juara Lomba Chip Design.




Team Ganesha ANT berhasil meraih penghargaan tertinggi dari Japan Society of Information and Communication, IEICE, pada lomba perancangan chip: LSI-Design Contest 2009. Team Ganesha ANT, yang merupakan mahasiswa STEI ITB: Tyson, Aisar L. Romas, dan R. Siti Intan, berhasil menyisihkan finalis dari universitas ternama di Jepang dan Korea.

Team Ganesha ANT mengajukan rancangan prosesor baru yang dapat mengeksekusi proses secara paralel, sehingga memiliki keunggulan dalam kecepatan proses dibanding prosesor yang umum dipakai sekarang. Hasil rancangan mereka berupa prototipe komputer kecil yang dapat menjalankan “Game Hangman”. Para juri sangat terkesan dengan inovasi baru dalam prosesor tersebut, sehingga diharapkan dapat diterapkan di Industri IT dan meningkatkan kinerja perangkat elektronika seperti Komputer, PDA, Smart Phone dan lain sebagainya. Teknologi prosesor biasanya dikuasai oleh industri-industri hi-tech, seperti Intel, Sun Microsystems, dan IBM.

Pada lomba yang sama, satu tim lagi, yaitu Team Zoiros, yang juga mahasiswa STEI ITB: Randy Hari Widialaksono, Ahmad Fajar Firdaus, dan Iman Prayudi, juga mendapat penghargaan dari Multinational Company, Xilinx® Award. Dengan rancangan prosesor mereka yang dapat bekerja pada kecepatan mencapai 1 GigaHertz, mereka berhasil menunjukkan keunggulan sistem dari berbagai peserta lainnya. Prototipe komputer mereka juga dapat memperagakan kemampuan prosesor dalam menjalankan “Video Game Sokoban”.



Tim IPB Finalis Kompetisi Teknologi Pangan Dunia.




Tim Institut Pertanian Bogor (IPB) yang beranggotakan Galih Nugroho, Ari Try Purbayanto, Riza Aris Apriady, Catherine Haryasyah, dan Kamalita Pertiwi, mahasiswa/i srata satu dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian IPB berhasil lolos sebagai finalis pada ajang Institute Food Technologist Student Association Developing Solutions for Developing Countries Competition yang digelar di Kota Anaheim, California, AS.

Tim ini mengusung judul Healthy Instant Noodle from Corn with High Protein and Rich Iron for Pregnant Women to Prevent Lost Generation in Southeast Asia. Ajang ini merupakan kompetisi inovasi pengembangan produk ataupun proses pangan yang diikuti oleh berbagai tingkatan strata mahasiswa, mulai dari program sarjana hingga doktoral. Dimana seluruh tim diseleksi berdasarkan hasil tulisan ringkasan inovasi produk dan proses yang dibuat.

*dari berbagai sumber



Prestasi mereka membuktikan bahwa Indonesia juga tidak kalah dengan bangsa lain dalam hal pengetahuan dan teknologi. Semoga mereka bisa menerapkan untuk kemajuan bangsa Indonesia di masa depan.
Merekalah sebagian aset berharga bangsa ini, yang telah memberi warna tinta emas pada sejarah pendidikan negeri ini.

Terimakasih-ku pada mereka yang telah menjadi kado terindah pada Ultah Hari Pendidikan Nasional yang juga kado spesial pada hari ulang tahunku... ,
terima kasih.....



Whatever..apapun yang terjadi hidup haruslah lebih baik

7 komentar:

bening mengatakan...

ternyata generasi penerusnya Indonesia keren n hebat2 yo....
kemana aja aku selama ini ???? (tidur !!!)
he he he.....

bening mengatakan...

ternyata generasi penerus Indonesia keren n hebat2 ya, kemana aja aku selama ini ????? (tidur...!!!!) he he he....

mama hilda mengatakan...

Generasi Hebat, tapi berapa banyak generasi hebat kita yang justru lebih tertarik ke luar negeri karena pemerintah justru tidak cukup maksimal memberdayakan kemampuan mereka..

Queen BeeLuphy mengatakan...

ternyata banyak generasi penerus yg membanggakan...
tapi sungguh parah , kenapa pemerintah buta akan hal itu

Yanuar Catur mengatakan...

aq bangga menjadi warga indonesia yang biasa-biasa saja
apalagi kalau mereka yang berprestasi di dunia pendidikan internasional
pasti lebih bangga
selamat untuk pemenang
semoga ini menjadi pemicu pemerintah kita agar memperbaiki mutu pendidikan indonesia
amien..

Unknown mengatakan...

@All sahabat : makasih dah koment, pada dasarnya kita sepakat,SDM kita mendukung hanya sistem pengembangan dan birokrasilah yang membuat kita tertinggal dari teman2 di Dunia

Anonim mengatakan...

Yupz...indonesia memiliki SDM yang berkualitas. contoh di atas sebagai buktinya.....namun sayangnya pemerintah indonesia tidak cepat tanggap akan hal ini, sehingga aset2 berharga bangsa ini keburu di ambil oleh universitas2 terkemuka di luar negeri sana.sedangkan universitas di indonesia or pemerintah, "ya membiarkannya saja di ambil oleh universitas lain". alhasil aset2 tersebut akan terbang ke luar negeri...........apalagi ditawari beasiswa dan fasilitas serta kuliah di universitas terkemuka di dunia, siapa yang tidak mau....setelah kuliah di sana.........ya karena sudah terlalu nyaman di luar negeri........ya jadi males pulang ke indonesia lah. apalagi ketika di indonesia, mereka tidak begitu diperhatikan sama pemerintah, udah itu fasilitas untuk research juga kurang mendukung..akhirnya....mereka terus mengembangkan keilmuannya di luar negeri, membawa nama baik negara yang menjadi tempat studinya, dan mengembangkan teknologi yang canggih. negara indonesia tempat lahirnya dia hanya menonton buah karya warga negaranya yang dikagumi dunia. indonesia masih terus berupaya memperbaiki sistem pemerintahan yang carut marut, politik yang tidak ada habis-habisnya.....dan terus tertinggal dengan negara2 besar lainnya. padahal aset negara sangat banyak..............
ya semoga kedepannya pemerintah maupun universitas mengambil tindakan yang cepat untuk mengembangkan aset SDM yang berkualitas ini.berilah perhatian kepada mereka.......karena mereka adalah penerus bangsa ini............................smoga indonesia menjadi lebih baik..amiin.

Posting Komentar

Pendapat sobat untuk hidup yang lebih baik lagi [no spam please]

Related Posts with Thumbnails