Photobucket
English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Oasis di tengah gurun (2)



Bungaku

Terima kasihku Tuhan..
yg telah membuka stomata bungaku..
hingga segarnya udara pagi dapat dihirup...

Terima kasih tuhan....
telah memberi kehidupan pada bungaku...
hingga ia mekar menggairahkan pandanganku.....

Meski aku tau...
udara yang dihirup karna beratnya beban gas oksigen dan karbon dioksida.....

Meski aku tau...
telah ada kumbang yang datang menghisap madunya..

Aku bukan cowok romantis...
yang akan memetikmu...
menyanjungmu...
mencumbui harummu...
lalu menjadikanmu hiasan di meja kerjaku...bunga-ku

Aku hanya ingin merawatmu...
melindungimu dari teriknya matahari..,
dari derasnya hujan..
hingga engkau layu karna takdirmu...
begitupun aku,

bungaku.....



Sebuah puisi yang tersimpan rapi dalam lembaran otakku dari mas bayu-ku,

"Bunga? bunga bangkai ya ?" candaku pada mas bayu.
"iya, bunga bangkai yang tumbuh di istana hatiku" ujarnya.

hmmm......
sosok sederhana dari seorang sarjana pertanian,anak dari seorang mantan lurah di kampungnya,bagiku keluarga mas bayu sudah menjadi bagian hatiku bahkan sebelum aku masuk dalam keluarga sesungguhnya, dulu,dalam "pelarianku" aku pastikan untuk selalu mampir ke rumah ini, jika aku kebetulan harus "melobi" pejabat di kota ini untuk sebuah proyek perusahaanku.
Waktu itu mas bayu selalu menolak aku pinang untuk bergabung dengan perusahaanku, dia lebih senang mengaplikasikan ilmu-ilmunya dengan terjun langsung di sawah, sebuah tawaran nepotisme-pun di tolaknya dari keluarga yang ada di birokrasi.kini,justru aku yang di pinang untuk masuk dalam "perusahaannya".
hmmm...aku tak pernah bosan membayangkan lelaki ini padahal dia telah menjadi milikku.

Hari-hari aku lalui dengan normal, layaknya ibu rumah tangga lainnya, setiap siang aku pergi ke "kantor" mas bayu membawakan masakan kesukaannya lalu makan bersama di atas gubuk bambu di tengah sawah,sebuah kenikmatan yang mulai ditinggalkan orang.
Kebaikan mas bayu dan keluarganya pada masyarakat sekitar, membuat aku mudah bergaul dengan semua orang,aku mencoba mencuci jiwa kotorku dengan aktif di berbagai lembaga keagamaan di kampung ini,suasana yang membuat aku melupakan kematianku, melupakan masa lalu kelamku,bahkan aku lupa bahwa aku seorang ODHA, di tambah kedatangan orang tua setiap 2-3 bulan sekali,membuat aku semakin menjadi manusia sempurna.

Kalau ada yang sering aku risaukan hanya ketakutanku pada masyarakat awam terhadap penyakitku,
"nggak usah takut de', ketakutanmu hanya akan menjadikamu lemah.." ujar mas bayu tentang kerisauan aku
Tapi mas...
ussst...,aku ngga mau kamu tunjukkan ketakutan itu, kamu sudah tunjukkan kekuatanmu pada aku, pertahankan ya" potongnya sambil meletakkan jarinya di bibirku.
"ok mas, sampean energy aku mas,sampeanlah suplemen yang menghambat laju virus di tubuhku"
"iya tah..?kalau aku suplemen, rasanya kayak apa de"?kami pun larut dalam canda.

Ternyata kegelisahanku semakin menjadi, ketika kami pergi ke ibukota provinsi untuk rutinitas pengobatan pada dokter spesialis kami, mas bayu bertemu seorang warga di kampungnya yang datang menemui kerabatnya yang menjadi suster di tempat tersebut.

"sampean bilang apa mas, sama bapak itu ?" tanyaku
"aku bilang dokter gunawan ini sahabat aku.."
ooo....
"sampean belum siap jujur ya mas ?
aku..? aku siap kok, kamunya ?
ngga' tau " ujarku menggelenggan kepala.

Jujur aku belum begitu siap terhadap reaksi masyarakat awam terhadap apa yang aku alami, pengetahuan minim mereka yang membuat aku belum begitu siap, inilah yang aku khawatirkan selama ini,walaupun aku yakin bom itu pasti akan meledak pada waktunya, dan kekhawatiran ini juga aku ungkapkan pada ayahku.

"hadapi nak..,hadapilah..,
engkau sudah sering menghadapi kerasnya hidup ini...
engkau pasti bisa melaluinya..." komentar ayahku tentang hal itu.

waktu akhirnya bicara juga, ketika dalam kegiatan keagamaan seorang ibu bertanya padaku;

"de'...ma'af ya, sekali lagi ma'af saya mau tanya..
apa betul kamu kena penyakit Aids ? "
Dunia seakan berhenti berputar tak kudengar suara yang lain kepalaku serasa berat..
"Ibu kata siapa..? tanyaku
"suami aku katanya ketemu sama suami kamu di kota kemaren, waktu menjumpai saudaranya di sana...
apa bener de'...?"

aku terdiam, lidah ini kelu kepalaku seakan tak mampu ku topang, aku terdiam dalam bingungku aku tak mampu menjawab,aku-pun pamit pulang dengan alasan tak enak badan, kutinggalkan acara keagamaan itu dengan beribu pertanyaan dihati...apa yang akan di bicarakan ibu itu sepeninggal aku ?

kubenamkan langsung tubuh ini di ranjangku setibanya di rumah,

"Ya Rabb-ku..beri aku kekuatan seperti engkau memberiku kehidupan"
"aku yakin akan Ar-Rahman dan Ar-Rahim-Mu.., aku sangat meyakini itu.."

ku peluk mas bayu setibanya di kamar,walau masih dengan aroma sawahnya, kuceritakan kejadian yang ku alami.

"tetep tenang ya de'..."
"kita sedang berlayar, hari ini mungkin angin bertiup tidak sesuai dengan keinginan kita tapi aku punya layar agar kita tetap sampai di pulau bahagia kita"
"Aku akan pastikan kamu tiba di sana apapun yang terjadi"
"beri aku kekuatanmu agar aku bisa melawan semua ombaknya"ujar mas bayu puitis.

Kata-katanya selalu mampu menyejukkan hatiku, hingga aku mampu tenang dan merasa tentram bersamanya.

"Mas,ngomong ngomong,kata-kata tadi dapet inspirasi dari mana?" akupun mulai senyum
"dari.... orang-orangan sawah..." dan kamipun kembali larut dalam bahagia kecil kami

Namun tidak demiian dengan dunia luar, aku mulai merasakan keengganan orang-orang, di sebuah acara bahkan beberapa orang menjauhiku, tak mau duduk berdampingan denganku,
"kabar ini pasti telah menyebar" bathinku.
aku yakinkan semua sebagai ketidakmengertian mereka terhadap penyakitku, kutabahkan diriku dalam dzikir-dzikir-NYA, karna hanya DIA yang mampu menenangkan jiwa-ku, apapun yang terjadi aku harus kuat.

Tuhan-ku sedang mengujiku,di sebuah malam di rintik hujan sepulang dari sebuah acara, aku dihadang oleh beberapa pemuda yang mungkin agak mabuk, mereka mulai menghujaniku kata kata kotor padaku,

"wah...,cantik-cantik punya penyakit Aids toh.."
"bekas lont* ya...." mereka menertawaiku
"pantesan aja banyak yang gagal panen di kampung ini"
"rupanya ada pembawa sial di kampung ini..."

mereka terus menghadang jalanku,bahkan yang lain merampas payungku.

"Tapi....masih cantik kok,bodynya juga masih oke,pantes aja si bayu tergila-gila" kali ini pemuda lainnya yang bicara
"si bayu bukan tergila-gila, tapi bener-bener gila"

kata-kata terakhir membuat aku sedih, mereka boleh menghinaku tapi tidak dengan mas bayu-ku,mereka tak pantas mengeluarkan kata-kata tersebut untuk lelakiku.

" Ya Allah, aku terima ini sebagai sebuah ujian dari-MU "
" rangkul aku dengan selendang sabar-MU...Ya Allah "
" jangan biarkan aku jatuh dalam kendali iblis, beri aku kekuatan-MU ya Rabb"

"bubar.....jangan ganggu dia" ku lihat seseorang berlari menujuku.
ternyata mas bayu yang datang,inilah pertama kali aku mendengar suara mas bayu yang bergetar karna penuh amarah dan ternyata ayah mertuaku datang di belakang mas bayu membawakan payung untukku, tangisku pecah dalam pelukan mas bayu, sedang segerombolan pemuda tadi melarikan diri.

" kamu ngga apa-apa de '..." ucapan pertama yang di keluarkan mas bayu di antara tetes air mataku.
"Mereka mulai berani menebar angin denganku"
"mereka mulai berani mengganggu keluargaku" kudengar suara getar ayah mertuaku.

kamipun pulang di bawah sorotan puluhan pasang mata.

Sesampai di rumah ibu menyambut haru kami, lalu ayah mertuaku mulai mengumpulkan keluarga besarnya.satu persatu keluarga mas bayu berkumpul membahas apa yang baru aku alami tapi bukan untuk membalaskan perbuatan mereka padaku, mereka ingin mencarikan jalan keluar atas apa yang baru saja aku alami..
aku begitu salut dengan kepemimpinan ayah mertuaku, begitu tegas dibalik kasih sayangnya,begitu lemah lembut dalam ketegasannya.

awalnya aku dan mas bayu menyarankan untuk meninggalkan kampung ini,sebuah keputusan yang di tentang oleh semua keluarga,

"aku tidak akan mengikhlaskan kepergian kalian nak.."
"tidak dalam keadaan terluka.." kata ayah mertuaku.
akhirnya sebuah kesepakatan di capai,bahwa kami akan mengundang pihak muspida dan beberapa dokter ke kampung kami untuk memberikan pengarahan pada masyarakat awam.
malam itu juga ayahku berangkat dari kampungku untuk menjengukku setelah ku ceritakan apa yang terjadi.

keesokan hari di saat keluarga besar kami sedang menikmati secangkir kopi, kami dikejutkan oleh datangnya kelompok masyarakat dengan teriakan-teriakan penuh amarah.

"ada apa ini...?" kata ayah mertuaku menyambut mereka.

"kami tidak punya urusan dengan bapak...
kami hanya ingin menantu bapak keluar dari kampung ini..." teriak mereka.

"kalian tekah memasuki halaman rumah-ku, berarti kalian berurusan dengan aku...
dan apa hak kalian mengusir anakku dari rumahku...? jawab ayah mertuaku.

"menantu bapak memiliki penyakit terkutuk....
"dia hanya akan membawa sial kampung ini...." lanjut seorang diantara mereka.

"Jaga mulut kalian....dan keluar dari halaman rumahku..." ternyata Ayah mertuaku maju dengan parang di tangan, lalu perlahan masssa mundur dari halaman rumah kami, satu persatu laki-laki dari keluarga besar mas bayu maju mendampingi ayah mertuaku,

" yang terkutuk di alam ini hanya Iblis, jadi jaga ucapan kalian...,tak ada seorangpun dari kalian yang pantas memaksa anakku pergi.."lanjut ayah mertuaku.

"Ya..Rabb-ku, hukum aku atas dosa-dosaku hanya pada diriku...,jangan kau timpakan pada orang-orang yang aku sayangi..
beri kami semua yang disini sabar-MU" batinku,

"kalau ada yang mulutnya tak pernah melakukan maksiat..boleh berteriak mengusir anakku.."
"kalau ada yang kakinya tak pernah melakukan dosa..boleh masuk ke halaman rumahku.."
"dan kalau ada yang tangannya tak pernah melakukan hal terlarang...maka dia boleh menarik anakku dari rumahku.." Lanjut ayah mertuaku yang disambut dengan diam.

"kalau kalian pernah melakukan maksiat pada semua itu..,maka kalianlah pembawa sial pada diri kalian masing-masing.." tunjuk ayah mertuaku pada mereka.
dalam hening tiba-tiba seorang lelaki yang di kenal sebagai preman pasar masuk menghadap ayah.
"apa kamu ndak pernah melakukan dosa seumur hidupmu" kata ayah mertuaku adanya.
"bukan begitu pak..justru aku manusia penuh dosa maka aku berdiri di depan bapak menentang mereka..."lelaki itu menunjuk ke arah massa.
sebuah tindakan berani yang justru mengundang beberapa orang lainnya masuk dalam "kelompok" kami bahkan beberapa ibu-ibu, sehingga terbentuklah dua kelompok yang berhadapan.
Dalam suasana tegang tiba-tiba masuk seorang ibu di kelompok kami padahal sang suami di kelompok yang berlawanan, sebuah tindakan yang langsung mendinginkan suasana karna orang-orang meledek keduanya,dan sang suami dalam keadaan bingung meninggalkan kelompoknya serta mengajak istrinya untuk pulang.
tak lama berselang tokoh masyarakat beserta pihak muspida yang kami undang tiba menenangkan masyarakat lalu meminta massa untuk berkumpul di aula desa,lalu sebagian dari kami membubarkan diri.
dan tak lama kemudian ayahku ternyata tiba bersama ibuku dari kampung,kamipun menyambut ayah dan ibuku.

Setelah beristirahat,kami berkumpul di ruang keluarga,ternyata ayahku ingin mengajak aku dan mas bayu untuk liburan menenangkan diri di kampungku,tapi kemudian rencana berubah menjadi sebuah niatan syukuran kecil di kampung halamanku atas pernikahan kami,maka keesokan hari aku,mas bayu dan ayah ibu kami berangkat ke kampung halamanku untuk niatan tersebut,dalam perjalan aku mendengar kabar bahwa masyarakat meminta ma'af pada kami dan keluarga kami atas tindakan mereka,sebuah kabar yang teramat menyejukkan hatiku.
setibanya di kampungku, setelah penyambutan mas bayu dan keluarganya,kurebahkan tubuhku di kamar yang telah lama kutinggalkan, kulihat goresan benda tajam di dinding kamar dari tangan ayahku; " Hasna, ayah sangat sayang padamu "

Tamat.

"TERKADANG KITA SIBUK MENCARI AIB SESAMA....
SEHINGGA KITA LUPA BAHWA KITAPUN HAMBA-NYA YANG BERKUBANG DOSA."

==========================================================================
WhatEver..apapun yang terjadi hidup harus lebih baik..


* coretan fiksi ini aku persembahkan untuk teman-teman ODHA, tetap berikan yang terbaik semoga yang terbaik akan menjadi takdir kalian..(keep smile..)
* untuk my missing friend M Abduh "Bayu" Pabe di Palopo..( where are you?)
* untuk semua orang yang aku sayangi dan cintai.
* untuk ANDA..


10 komentar:

Linda mengatakan...

wah kereen sob.....
km ternyata jago sekali yaaa...
keep posting ahhh...ditunggu yang lainnya...

None mengatakan...

masyaallah,,sungguh indah ,,
cerpen yang menyentuh hati,,sekaligus mengingatkan ku,,betapa buruknya orang yang mencari cari kesalahan orang laen,tanpa melihgat dirinya !

Pascal mengatakan...

owh... cerita karangan tho, kirain cerita beneran, hehehe... seru juga neh!

Sandiwara Kita mengatakan...

Bukankah kearifan tradisional kita sejak dulu juga mengajarkan bahwa manusia cenderung untuk:

"Melihat jelas semut di seberang samudera...
Tapi tak melihat gajah di pelupuk matanya sendiri..."

Salam hangat selalu,
cerita-ceritamu, bagiku adalah cermin...
Yang membantuku memperbaiki diri, setiap waktu...

Unknown mengatakan...

@for all : makasih atas koment dan dukungannya...

terkadang hidup tak sejalan dengan yang kita impikan
tapi hidup tetap harus lebih baik apapun yang terjadi

bening mengatakan...

lebih dari 6 kali aku membaca ulang postinganmu, berharap mendapatkan sedikit celah untuk bahan komentarku (baca : kritikan), namun ternyata semakin sering aku baca semakin terpesona aq dibuatnya.
So I just want to say "No comments"
kalo gak puas kutungu di YM he he he.... (becanda ding)

byme mengatakan...

Panjang banget bos
byme

WINARDI mengatakan...

mantap banget nih Bang aku suku yang kayak gini nih..

شات مصري,شات بنات mengatakan...

http://www.hmsat1.com/

شات صوتي mengatakan...

http://www.algra7.com

Posting Komentar

Pendapat sobat untuk hidup yang lebih baik lagi [no spam please]

Related Posts with Thumbnails