Kebijaksanaan yang bijak

Bijaksana, menurut saya " bijaksana " mempunyai arti yang yang sangat luas, sama seperti kata-kata keadilan yang berarti ketidak adilan, ketika sebuah putusan di ambil oleh sang hakim maka ketidakadilan bagi orang-orang merasa di rugikan oleh putusan tersebut, lalu bagaimana dengan " bijaksana "?

Bijaksana sebuah kata yang identik dengan kata toleransi,bisanya,bijaksana selalu identik dengan sedikit melanggar aturan yang ada dan hukum yang ada. ketika seorang teman kerja tiba meminta izin kepada atasan kita untuk tidak masuk kerja, maka atasan kita memberikan kebijaksanaan, mentoleransi padahal kebijakan yang diambil melawan aturan yang sudah ada tentang hak dan kewajiban, ketika seseorang melakukan kesalahan dan patut mendapatkan hukuman lalu kita ternyata mema'afkan orang tersebut maka kita dianggap melakukan hal yang bijaksana.
Ketika pemerintah membuat kebijakan yang tidak menguntungkan sebuah golongan, maka akan ada yang menghujat dengan dalil-dalil yang bertentangan dengan kebijakan tersebut ...
Maka Bijaksana = sedikit melanggar aturan
ternyata agak salah juga juga kalau ternyata kebijaksanaan yang diambil ternyata merugikan orang lain.

Lalu sejauh mana toleransi kebijaksanaan?

Kita akan dianggap bijak kalau kebijaksanaan kita tidak merugikan;

- Merugikan lingkungan.
- Merugikan Orang banyak.
- Merugikan diri sendiri.

Kita akan dianggap berkata bijak, kalau kata-kata yang keluar tidak merugikan

- Merugikan lingkungan.
- Merugikan Orang banyak.
- Merugikan diri sendiri.

Merugikan diri sendiri menjadi opsi terakhir dalam memutuskan kebijaksanaan tapi bersifat menjadi lilin untuk orang lain-pun bukan sebuah perbuatan yang bijak, karna hidup butuh keseimbangan.

Lalu Bagaimana menurut anda.....?

Whatever...apaun yang terjadi hidup harus lebih baik.